Home

Kamis, 13 Oktober 2016

Unit Syariah Bank Jatim Bersiap untuk Spin Off

Sumber: Republika


Jumat, 14 Oktober 2016, 08:47 WIB
 
Logo Bank Jatim (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Bank Jatim R Soeroso mengatakan, unit usaha syariah (UUS) Bank Jatim sedang bersiap untuk melakukan pemisahan diri dari induk usaha (spin off). Sebagai induk, Bank Jatim telah menyiapkan modal sebesar Rp 502 miliar untuk spin off UUS-nya di Buku 1 terlebih dahulu.

"Secara bertahap setelah spin off nanti akan menjadi BUMD dan pemerintah daerah mengambil alih sebagai pemegang saham pengendali," ujar Soeroso di Jakarta, Jumat (14/10).

Rencana spin off tersebut sudah mendapatkan persetujuan dari pemerintah daerah dan saat ini prosesnya yakni sedang menunggu commitment letter dari gubernur Jawa Timur yang nantinya akan menjadi pemegang saham pengendali. Commitmen letter ini merupakan persyaratan yang diminta oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Commitment letter masih diurus penandatanganannya," kata Soeroso.

Soeroso berharap akhir tahun 2016 ini UUS Bank Jatim sudah bisa spin off dan menjadi anak usaha Bank Jatim sampai 2019 sebelum diambil alih oleh pemerintah daerah menjadi BUMD. Soeroso menyambut baik upaya pemerintah daerah untuk menjadikan UUS Bank Jatim sebagai BUMD setelah spin off, agar bisa mandiri dan memberikan manfaat terhadap pendapatan di provinsi.

"Tentu saja, kalau pemerintah daerah mau menjadi pemegang saham pengendali, maka paling nggak harus setor modal diatas Rp 500 miliar agar bisa jadi Buku II," ujar Soeroso.

Bank Jatim sudah mengalokasikan Rp 300 miliar untuk UUS-nya, dan saat ini tinggal menambah kekurangannya saja yakni Rp 202 miliar. Bank Jatim telah memiliki lima kantor cabang syariah dengan dukungan sembilan kantor cabang pembantu.

Dari sisi bisnis, per Juni 2016 total aset UUS Bank Jatim sebesar Rp 1,8 triliun dengan pembiayaan mencapai Rp 800 miliar. Sedngkan total dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 1,3 triliun dan sumbangan laba mencapai Rp 1,3 miliar.

September, premi Askrindo Syariah naik 56%

Sumber : Kontan

Jumat, 14 Oktober 2016 / 04:22 WIB
 

JAKARTA. PT Askrindo Syariah membukukan lompatan premi (ujrah) cukup tinggi. Hingga kuartal III-2016, premi Askrindo Syariah sudah nyaris mencapai target sampai akhir 2016.
Pribadi, Direktur Utama PT Askrindo Syariah mengatakan, hingga September 2016 telah membukukan ujrah Rp 117 miliar. Premi ini tumbuh 56% dibanding periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 75 miliar. Target premi hingga akhir tahun Rp 120 miliar.
Kinerja ini tak lepas dari banyaknya sektor usaha kecil menengah (UKM) yang dijamin kegiatan usahanya oleh PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo).
"Kontribusi ujrah lebih banyak diperoleh dari sektor UKM. Lebih dari 70% ujrah disumbang sektor UKM," kata Pribadi.
Dia berharap, pendapatan ujrah hingga akhir tahun bisa lebih tinggi 15%-20% dari target. Artinya, premi di akhir tahun bisa mencapai Rp 138 miliar-Rp 144 miliar. Komponen penjaminan usaha Askrindo Syariah meliputi wanprestasi.
Selain itu, ada penjaminan bundling produk dengan asuransi jiwa, kebakaran, dan gangguan usaha. Adapun sisa kontribusi ujrah dari sektor komersial dan konsumer seperti perumahan.
Pribadi yakin , kinerja tahun depan akan lebih baik lagi. Sebab pemerintah tengah mendukung pertumbuhan sektor syariah. Terlebih, aset perbankan syariah juga meningkat dan sudah mencapai 5,1% dari total aset bank.
Dengan demikian, pangsa pasar industri penjaminan syariah akan semakin meningkat. Memasuki kuartal IV-2016, Askrindo Syariah telah menetapkan beberapa strategi bisnis selain tetap fokus pada penjaminan usaha mikro. Ini seiring rencana pemerintah yang memperkuat sektor tersebut.
Ditambah adanya program kredit usaha rakyat (KUR) dan Askrindo ditunjuk pemerintah sebagai penjamin KUR syariah. Askrindo menyambut baik penugasan ini. Sebab, program KUR mendukung perkembangan sektor riil dan sangat baik kontribusinya terhadap perekonomian nasional.
Tahun depan, Askrindo akan menjadi induk holding BUMN Asuransi. Hal ini tentu berdampak pada anak usahanya Askrindo Syariah. Hingga akhir tahun, Askrindo Syariah menargetkan laba Rp 36 miliar, naik 50%. Askrindo yakin meraup laba sejalan kinerja yang positif.

Surat utang Rp 3,13 triliun bakal ramaikan pasar

Sumber : Kontan


JAKARTA. Dua surat utang sektor perbankan senilai Rp 3,13 triliun bakal meramaikan pasar di kuartal IV tahun ini. Pertama, PT Bank Pan Indonesia Tbk (Bank Panin) yang menawarkan obligasi Rp 2,13 triliun. 
Berdasarkan keterangan resmi perusahaan, surat utang itu diterbitkan dengan tingkat bunga tetap 8,75% per annum. Obligasi bertenor lima tahun dan akan jatuh tempo 27 Oktober 2021.
Untuk penerbitan ini, perusahaan telah menggenggam pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 17 Juni 2016. Masa penawaran dijadwalkan pada 21-24 Oktober 2016. Sedangkan penjatahan pada 25 oktober 2016.
Obligasi dijadwalkan melakukan pencatatan pada Bursa Efek Indonesia pada 28 Oktober 2016. Untuk pembayaran bunga pertama akan dilakukan 27 Januari 2017.
Perusahaan telah menunjuk penjamin pelaksana emisi obligasi, antara lain PT Danareksa Sekuritas, PT Evergreen Capital dan PT Indo Premier Securities. Juga, PT RHB Securities Indonesia serta PT Trimegah Sekuritas Indonesia.
Penerbitan ini merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) II dengan target dana Rp 10 triliun. Untuk PUB II tahap I telah dilakukan pendistribusian pada 28 Juni 2016 lalu sebesar Rp 2 triliun.
Kemudian, PT Bank BRI Syariah juga melakukan penawaran umum penerbitan sukuk Mudharabah Subordinasi I senilai Rp 1 triliun. Sukuk diterbitkan dengan jangka waktu tujuh tahun.
Untuk penerbitan ini, perusahaan telah menggenggam peringkat A+ dari PT Fitch Ratings Indonesia. Adapun bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi antara lain Bahana Securities, Danareksa Sekuritas dan Indo Premier Securities.
Masa penawaran awal akan dilakukan 12-26 Oktober 2016. Diperkirakan, penerbitan ini akan memperoleh pernyataan efektif dari OJK pada 8 November 2016 sehingga masa penawaran umum bisa dilakukan 10-11 November 2016.
Untuk penjatahan dan pencatatan di BEI masing-masing dijadwalkan pada 14 November dan 17 November 2016.

Panin Dubai Syariah akan rights issue di 2017

Sumber : Kontan

Kamis, 13 Oktober 2016 / 21:05 WIB
 

JAKARTA. Bank Panin Dubai Syariah berencana untuk menerbitkan saham baru alias rights issue senilai Rp 500 miliar hingga Rp 1 triliun pada semester I 2017. Rights issue dilakukan untuk memperkuat permodalan dan mendukung pembiayaan.
Direktur Utama Bank Panin Dubai Syariah Deny Hendrawati mengatakan, rights issue merupakan upaya untuk menjaga rasio kecukupan modal (CAR) di tengah ekspansi yang tengah dilakukan. Bank yang dulu bernama Panin Syariah ini mengharapkan CAR di kisaran 18% sampai 20%.

“Jumlah pasti terkait rights issue ini masih melihat kondisi ekonomi tahun depan,” ujar Deny, Kamis (13/10).
Nantinya setelah rights issue, porsi pemegang saham antara Panin dengan Dubai Islamic Bank tidak akan berubah. Diharapkan dengan adanya hajatan ini akan ada tambahan permodalan dari posisi modal inti saat ini di angka Rp 1,2 triliun.

Imbalan sukuk BRI Syariah diprediksi 9,25%-10,36%

Sumber : Kontan

Kamis, 13 Oktober 2016 / 21:00 WIB
 

JAKARTA. Sejumlah surat utang bisa menjadi alternatif investasi bagi investor. Salah satunya, sukuk Mudharabah Subordinasi I PT Bank BRI Syariah senilai Rp 1 triliun. Sukuk ini diprediksi bisa membagikan imbalan 9,25% hingga 10,36%.
Head of Fixed Income Indomitra Securities Maximilianus Nico Demus memperkirakan, sukuk BRI Syariah akan menetapkan imbalan sekitar 9,25% -9,75%. Asumsi tersebut mempertimbangkan yield obligasi pemerintah tenor tujuh tahun yang saat ini di kisaran 7,11% plus premium risk sebesar 336 basis poin (bps). 

"Sukuk kurang likuid di pasar surat utang, sehingga akan memberikan kupon lebih manis kepada investor dibandingkan obligasi konvensional," ujar Nico, Jakarta, Kamis (13/10).
Nico mengatakan, inistrumen ini menarik, karena BRI Syariah merupakan grup perusahaan pelat merah, Bank Rakyat Indonesia (BRI). Hasil penerbitan sukuk yang akan digunakan untuk modal kerja juga meminimalisir potensi gagal bayar.
Analis obligasi Capital Asset Management Desmon Silitonga memperkirakan, sukuk BRI Syariah akan menetapkan kupon sekitar 9,35%-10,36%. Analisis dia, total permintaan akan sesuai target penerbitan surat utang. "Untuk oversubribed lebih dari dua kali akan berat karena banyak obligasi yang rilis di akhir tahun sehingga kompetisi cukup besar," ujar Desmon.
Sukuk akan diterbitkan dengan jangka waktu tujuh tahun. Untuk penerbitan ini, perusahaan telah menggenggam peringkat A+ dari PT Fitch Ratings Indonesia.


Pembiayaan Panin Dubai Syariah naik 9%

Sumber : Kontan

Kamis, 13 Oktober 2016 / 20:54 WIB
 

JAKARTA. Bank Panin Dubai Syariah mencatatkan kinerja cukup bagus sampai kuartal III 2016. Hal ini bisa dilihat dari pembiayaan yang tercatat naik 9% hingga 10% year on year (yoy). Sektor yang mendorong pembiayaan bank syariah adalah manufaktur dan jasa.
Direktur Utama, Bank Panin Dubai Syariah Deny Hendrawati memperkirakan, sampai akhir tahun ini, pertumbuhan pembiayaan bisa naik 13% sampai 15%. “Untuk meningkatakan kredit, ke depan, kami akan mulai masuk ke pembiayaan infrastruktur,” ujar Deny, Kamis (13/10).
Sementara, tahun depan, diharapkan pembiayaan bisa lebih baik dari tahun ini yaitu tumbuh di atas 15%. Diharapkan dengan dukungan dari pemegang saham yaitu Dubai Islamic Bank, perusahaan akan memperkuat beberapa sektor seperti ritel, usaha kecil, komersial dan korporasi.
Untuk pembiayaan terkait infrastruktur, Panin Dubai Syariah juga masuk ke beberapa industri turunan seperti jalan tol, jembaran dan beberapa industri hilir seperti semen.
Adapun, rasio pembiayaan bermasalah (NPF) Bank Panin Dubai Syariah sampai September 2016 tercatat sebesar 2,6%.
Sebagai informasi, pada semester I 2016, pembiayaan bagil hasil Bank Panin Dubai Syariah mencapai Rp 21,7 triliun. Sedangkan untuk laba tercatat pada semester I 2016 turun 71% yoy menjadi Rp 30 miliar. NPF berada di angka 4,61%.

Kembangkan Industri Halal, Indonesia Bisa Belajar kepada Thailand dan Korea

Sumber : Republika

Thursday, 13 October 2016, 11:36 WIB
 

Suasana Indonesia International Halal Lifestyle Expo & Conference di Jakarta, pekan lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wisata halal kini tengah menjadi fenomena gaya hidup global. Sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia diminta untuk mengambil peran dalam perkembangan tersebut.

Ketua Indonesia Halal Center, Sapta Nirwandar mengatakan, Indonesia bisa belajar dari pengalaman negara lain semisal Thailand dan Korea. Dia melanjutkan, kedua negara tersebut memiliki komitmen mengembangkan industri halal.
"Indonesia tidak boleh hanya menjadi pasar tetapi harus menjadi pemain dalam pasar halal yang sedang menggeliat," kata Sapta dalam konferensi Indonesia International Halal Lifestyle Expo & Conference (IIHLEC) di Jakarta, pekan lalu.

Sebelumnya, konferensi internasional tersebut membahas berbagai macam segi industri halal. Produk makanan, kosmetik, busana, wisata, seni dan budaya sampai produk keuangan dapat menjadi kebangkitan industri halal Indonesia.

Mengusung tema ‘Global Trend and Business Opportunity’ IIHLC yang digelar 6-8 Oktober 2016  mempertemukan antara produsen, konsumen, regulator dan para kreator. Ini dilakukan agar industri halal Indonesia menjadi unggulan mengingat berposisi sebagai negara dengan penduduk mayoritas Muslim.

"Gaya hidup halal bertujuan untuk menjaga dan melindungi umat Islam dari mengonsumsi barang-barang yang tidak halal dalam hidupnya," kata Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma’ruf Amin.

Ma’ruf mengatakan IIHLEC merupakan sejarah penting untuk menyosialisasikan dan mengembangkan gaya hidup halal di Indonesia. Dia melanjutkan, MUI telah melakukan program sertifikasi halal sejak 26 tahun yang lalu.

Untuk memenuhi kebutuhan saat ini, MUI juga memperluas pengawasan produk halal terhadap kosmetika dan obat-obatan. MUI juga telah mendirikan Lembaga Pengawasan Pangan, Obat-Obatan dan Makanan (LPPOM) MUI.

Ma’ruf mengatakan, selain jenis dan kegunaan barang yang bersifat halal, cara memperoleh barang itu pun harus halal. Sehingga, dia melanjutkan, Indonesia memerlukan sistem yang dapat mengatur ekonomi syariah, ekonomi Islam, termasuk perbankan syariah.

Ma'ruf Amin juga mengatakan bahwa standar halal Indonesia diakui oleh Organisasi Makanan Halal Dunia (WHFO). “Kita harus bangga, karena standar halal Indonesia diakui oleh World Halal Food Organisation (WHFO), dan saya juga berharap nantinya Indonesia yang akan menjadi leader,” ujarnya.

Biro Perjalanan Kunci Gaet Pasar Wisata Halal

Sumber : Republika

Kamis, 13 Oktober 2016, 11:26 WIB
 
Kota Tua, menjadi salah satu lokasi favorit wisman dan dapat mendukung promosi wisata halal di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Mendapatkan peringkat teratas sebagai daerah tujuan wisata halal dan bulan madu pada World Travel Summit 2015, Indonesia memiliki peluang besar untuk menggaet pasar wisata halal tersebut. Kalau sudah begitu para pelaku industri wisata harus bisa memahami dan menjamin kelancaran perjalanan.

Dalam hal ini, agen perjalanan menjadi pihak yang dianggap ahli untuk merancang perjalanan yang kompleks serta menyiapkan paket perjalanan wisata yang fleksibel sesuai dengan kebutuhan wisatawan yang spesifik.

"Memahami kebutuhan dan preferensi wisatawan Muslim adalah kunci untuk melayani kebutuhan perjalanan mereka dan memberikan pilihan yang cocok untuk keseluruhan pengalaman perjalanan yang ideal," kata President of Amadeus Asia Pacific, Albert Pozo, dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (11/10/2016).

Albert mengatakan, wisatawan Muslim biasanya berkeinginan untuk memaksimalkan pengalaman mereka serta menikmati perjalanan wisata yang lancar dengan keluarga dan teman-teman. Mereka juga kerap berkeinginan untuk menjelajah namun dalam batasan-batasan budaya.

Kebutuhan transportasi, fasilitas ibadah dan makanan juga harus dipertimbangkan. Albert mengatakan, pilihan menu makanan yang terbatas sering menjadi masalah bagi sebagian besar wisatawan Muslim saat ini.
Pasalnya, sebagian dari wisatawan ingin hidangan mewah sementara yang lain hendak mencicipi makanan khas lokal namun halal. Di sinilah, Albert melanjutkan, biro perjalanan berkesempatan membuat pelanggan Muslim puas dengan menawarkan pilihan yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. "Perjalanan yang dilengkapi pilihan menu makanan halal dengan fasilitas ruang ibadah tentunya akan memiliki nilai tambah," katanya.

Setiap wisatawan Muslim tentu tidak memiliki kebutuhan yang sama. Albert mengatakan, biro perjalanan harus memahami motif dan konteks dari tiap rencana wisatawan agar dapat memberikan paket perjalanan yang tepat.

Albert menjelaskan, keterampilan agen dalam merancang perjalanan yang kompleks seperti mengunjungi wisata non-Muslim yang belum pernah dijelajahi akan memberikan nilai tambah bagi biro perjalanan tersebut.

Apalagi, dia melanjutkan, sampai mempertemukan wisatawan dengan penduduk lokal yang dapat memberikan pengalaman halal-friendly dan membuat paket yang sepenuhnya disesuaikan dengan pelanggan. "Di sinilah terdapat peluang bisnis yang tak terhingga untuk para pelaku industri travel untuk meningkatkan dan melayani segmen wisata halal secara lebih baik, yang pada akhirnya dapat memberikan keuntungan lebih," katanya.

Sebagai infomrasi, Asia merupakan tujuan wisata pertama yang menarik 57 persen kedatangan pengunjung Muslim dari seluruh dunia pada 2015. Angka tersebut diperkirakan masih terus meningkat.

Wisata halal adalah salah satu sektor pariwisata yang berkembang pesat di dunia. Diprediksi akan tumbuh menjadi 150 juta pengunjung dan menghabiskan pengeluaran sebesar 200 miliar dolar AS pada 2020 mendatang.

Indonesia Kirimkan 10 Nomine dalam World Halal Tourism Award 2016

 Sumber : Republika

Kamis, 13 Oktober 2016, 11:21 WIB
 
KUDA PANTAI PADANG. Anak-anak menunggangi seekor kuda yang disewakan di kawasan pantai Purus, Padang, Sumbar, Senin (29/4). 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Indonesia mengirimkan 10 nomine dalam ajang World Halal Tourism Award (WHAT) yang akan digelar di Dubai, Uni Emirat Arab,  Desember 2016.  Kesepuluh nomine tersebut merupakan pemenang Kompetisi Pariwisata Halal Nasional (KPHN) 2016 yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata RI September 2016.

Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal (TP3H) Kementerian Pariwisata, Riyanto Sofyan dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (11/10/2016) mengungkapkan, nomine tersebut antara lain World's Best Airport for Halal Travellers yang diwakili  Sultan Islandar Muda Airport di Banda Aceh.

Selanjutnya, World's Best Family Friendly Hotel oleh The Rhadana Hotel di Bali, World's Best Halal Beach Resort oleh Novotel Lombok Resort & Villas di Lombok, World's Best Halal Tour Operator oleh Ero Tour di Padang, World's Best Halal Tourism Website oleh www.wonderful-lomboksumbawa.com, dan  World's Best Halal Honeymoon Destination Lembah Sembalun di Lombok. Selain itu, World's Best Hajj & Umrah Operator oleh ESQ Travel, World's Best Halal Destination di Sumatera Barat, World's Best Halal Culinary Destination di Sumatera Barat dan World's Best Halal Cultural Destination di Aceh.

Di samping 10 pemenang KPHN, Kementerian Pariwisata merekomendasikan dua kategori lainnya, yaitu World's Best Airline for Halal Travellers (Garuda Indonesia)  dan World's Most Luxurious Family Friendly Hotel, yakni Trans Luxury Hotel, Bandung, Jawa Barat.

Indonesia Bidik 3 Gelar dalam World Halal Tourism Award 2016

 Sumber : Republika

Kamis, 13 Oktober 2016, 11:07 WIB
 
Menikmati matahari terbenam dari Pantai Ulee Lheue, Banda Aceh, Aceh

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementrian Pariwisata (Kemenpar) menargetkan  paling sedikit tiga gelar dalam ajang World Halal Tourism Award (WHTA) 2016. Perolehan gelar tersebut diyakini akan memberikan dampak langsung terhadap peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman).

Saat memberikan Anugerah Pariwisata Halal, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, tim pemenangan di ajang WHTA 2016 menargetkan akan mendapatkan sedikitnya tiga  awards atau prestasi ini sama seperti yang diraih dalam WHTA 2015 dengan memperoleh 3 awards yakni; World's Best Halal Tourism Destination (Lombok), World's Best Halal Honeymoon Destination (Lombok), dan World's Best Family Friendly Hotel (Sofyan Betawi Hotel Jakarta).

Arief Yahya mengatakan, perolehan awards dalam ajang WHTA 2016 akan memberikan dampak langsung terhadap peningkatan kunjungan wisman dan ini telah dialami destinasi Lombok, NTB.

“Kini, dua Provinsi Aceh dan Sumbar, yang disiapkan sebagai destinasi wisata halal andalan, kita harapkan akan mendapat World's Best Award di WHTA 2016 melengkapi NTB yang lebih dulu pada tahun lalu meraih dua  penghargaan World's Best Halal Tourism Destination dan World's Best Halal Cultural Destination,” ujar Arief dalam keterangan persnya, Selasa (11/10).

Arief  mengemukakan, Indonesia berpotensi  menjadi destinasi wisata halal paling unggul di dunia. Negeri ini, dia melanjutkan, memiliki keragaman destinasi dan kekayaan budaya Nusantara sebagai modal utama yang tidak dimiliki negara lain. "Kita juga semakin yakin dengan tingginya kesadaran masyarakat dan industri pariwisata nasional terhadap perlunya pariwisata ramah wisatawan Muslim atau muslim friendly tourism," kata Arief.

Arief mengatakan Indonesia ditargerkan menjadi tujuan pariwisata halal nomor satu dunia pada 2019. Saat ini, wisata halal menjadi fokus Indonesia karena memenuhi syarat 3S (size, sustainable, dan spread). "Size pasar wisata halal dari 6,8 miliar penduduk dunia, 1,6 miliar di antaranya adalah Muslim dan 60 persen usianya di bawah 30 tahun," kata Arief Yahya. 

Penyaluran Pembiayaan Pegadaian Dekati Target

Sumber : Berita Satu


Kamis, 13 Oktober 2016 | 10:20
 
Ilustrasi Pegadaian (Investor Daily / DAVID GITA ROZA)

Jakarta – PT Pegadaian (Persero) membukukan total penyaluran pembiayaan sebesar Rp 33,8 triliun sampai akhir Agustus 2016. Realisasi pembiayaan tersebut mendekati target perseroan tahun ini sebesar Rp 35,7 triliun.
Direktur Utama Pegadaian Riswinandi mengatakan, porsi pembiayaan dari bisnis gadai berkontribusi 82,84% terhadap realisasi total pembiayaan Pegadaian. Sejalan dengan hal tersebut, hampir 90% pendapatan perseroan pun bersumber dari lini bisnis gadai.
"Perseroan memiliki beragam lini usaha, tapi secara prospek bisnis gadai masih yang akan berkontribusi terbesar ke depan. Kami berharap tren pembiayaan akan terus baik pada sisa kuartal IV-2016 ini," kata Riswinandi saat ditemui di sela grand launching kerja sama Pegadaian dan PT Indosat Tbk (Indosat Ooredoo) di Jakarta, Rabu (12/10).
Untuk meningkatkan bisnis gadai serta mengikuti tren teknologi, Riswinandi mengatakan, perseroan berniat meluncurkan gadai online pada 2017. Namun, dia belum mau mengungkapkan secara detail, pasalnya perseroan belum memasukkan rencana itu dalam rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) tahun ini.
"Itu baru berupa pemikiran, kami akan melaksanakan tahun depan. Itu untuk menjawab kebutuhan nasabah maupun masyarakat secara luas yang memerlukan jasa gadai," ungkap dia.
Meski ingin merambah jalur online, Pegadaian masih mengutamakan mekanisme tatap muka dengan nasabah pembiayaan. Sebab, hal tersebut merupakan aspek terpenting dari layanan.
"Yang mau digadai kan barang berharga, sehingga nasabah perlu bertemu dengan kami saat menyerahkan barangnya. Nanti memang ada tipe kalangan masyarakat yang berbeda, tapi poin utama dari kami ingin menjaga perlindungan konsumen," tegas dia.
Selain bisnis gadai, Pegadaian mulai mengembangkan tambahan pendapatan yang berasal dari fee based income. Riswinandi mengakui, kontribusi fee based income perseroan masih minim. "Belum besar, karena dari data kami tercatat baru kisaran puluhan miliar," ujar dia.
Adapun dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 31/POJK.05/2016, regulator menyatakan perusahaan gadai dilarang untuk menjalankan bisnis diluar kegiatan usaha yang sesuai dengan core bisnis mereka. Berkaitan dengan hal tersebut Riswinandi mengungkapkan, Pegadaian berupaya menyiapkan pembentukan anak usaha yang akan melanjutkan bisnis investasi emas mereka.
Terkait pembentukan itu, dia menegakan, Pegadaian butuh waktu kisaran 1-2 tahun ke depan. "Soal pendirian anak usaha, kami akan upayakan penuhi. Nanti perseroan akan menggunakan dana yang ada di kami untuk modal," papar dia.
Di samping anak usaha untuk menjalankan bisnis investasi saham, tahun depan Pegadaian juga mulai membentuk unit usaha syariah (UUS) untuk mengembangkan bisnis pembiayaan syariah mereka. "Produk syariah sudah ada sejak tahun 2003, tapi belum kami buat UUS-nya. Nah oleh sebab itu, perseroan akan membuat UUS untuk cikal bakal di-spin off dalam waktu mendatang," ungkap Riswinandi.
Selain melalui bisnis payment point online bank (PPOB), lanjut dia, Pegadaian mulai menjalin mitra dengan beberapa perusahaan untuk layanan jasa pengiriman uang (remittance). Salah satu mitra yang terbaru terkait remittance adalah Indosat Ooredoo melalui, Dompetku pengiriman uang.
Kerja sama Indosat dan Pegadaian untuk remittance sudah bermula sejak Juli 2016. Seiring dengan kerja sama tersebut, seluruh jaringan Pegadaian dapat menjadi agen untuk pemberian tunai uang remittance dari nasabah Dompetku pengiriman uang. Nominal transaksi yang melalui Pegadaian tercatat menyentuh Rp 1,6 miliar, sedangkan volume transaksi sudah mencapai 2.800.
Pada kesempatan sama, Division Head of Remittance Group Mobile Financial Services Indosat Ooredoo Donny Erfan mengatakan, terkait kerja sama tersebut pihaknya akan memberikan fee ke Pegadaian. Fee tersebut berasal dari tarif yang dikenakan Indosat Ooredoo melalui Dompetku pengiriman uang kepada pengguna jasa remittance. "Dari charge yang kami kenaikan, akan dibagi dua dengan Pegadaian," jelas dia.

BRI Syariah Tawarkan Uang Muka Satu Persen untuk KPR

 Sumber : Republika

Kamis, 13 Oktober 2016, 10:18 WIB

Pameran properti dengan skema pembelian KPR.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Retail Banking Group Head BRI Syariah Giyantoro mengatakan, BRI Syariah memberikan program KPR FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) dengan uang muka atau down payment (DP) khusus sebesar satu persen. Ini diberikan dalam Pameran Rumah Rakyat 2016 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Dengan uang muka satu persen ini masyarakat berpenghasilan rendah dapat mewujudkan impiannya memiliki hunian tempat tinggal pertama dengan mudah, dan murah tanpa dipusingkan sejumlah biaya yang banyak. “BRI Syariah berkomitmen untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk memiliki rumah pertama," ujar Giyantoro dalam keterangan tertulisnya, Kamis (13/10).

Selain itu masyarakat juga dapat menikmati cicilan bulanan yang sangat murah, dan tetap sampai lunas 15 tahun dengan sebesar Rp 8 ribuan per bulan (dari setiap kelipatan Rp 1 juta). Menurut Giyantoro, dengan cicilan yang murah masyarakat akan merasa tenang, karena cicilan per bulannya tidak akan naik meskipun harga rumahnya terus meningkat.

BRI Syariah telah berpengalaman dalam menyalurkan pembiayaan KPR Sejahtera (FLPP). Sudah lebih dari 8.200 unit rumah sederhana yang telah dibiayai di seluruh Indonesia. BRI Syariah menjadi Bank dengan urutan kedua terbesar untuk pembiayaan KPR FLPP pada 2015 lalu, dan hingga saat ini total sudah 8.047 pembiayaan rumah KPR Sejahtera yang sudah dibiayai dengan nilai Rp 725 miliar.

Giyantoro mengatakan, pada 2016, BRI Syariah menargetkan pembiayaan rumah baru KPR FLPP senilai Rp 430 miliar atau sekitar 4.300 unit rumah. Pada September 2016, BRI Syariah baru saja menerima penghargaaan Indonesia Banking Award 2016 – peringkat 1 kategori The Best Bank In Retail Banking.

Dalam melaksanakan tujuannya, BRI Syariah mencanangkan visi menjadi bank ritel modern dengan ragam layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna. Berbagai langkah strategis sedang dilakukan untuk mewujudkan visi tersebut agar menjadi kenyataan dalam waktu sesingkatnya.

Pameran Rumah Rakyat digelar mulai 12 Oktober 2016 sampai dengan November 2016. Acara ini digelar di empat kota yaitu Jambi, Banyuwangi, Kendari dan Jakarta. Untuk expo pertama akan diadakan di Jambi tepatnya di GOR Kota Baru Jambi pada 12 – 16 Oktober 2016, kemudian di Gasibu Blambangan kota Banyuwangi pada 14 – 18 Oktober 2016. Untuk selanjutnya pameran digelar di GOR Pemuda kota Kendari pada 26 – 30 Oktober 2016 dan terakhir di Gedung SMESCO Jakarta pada November 2016 mendatang.

Rabu, 12 Oktober 2016

HPAM Syariah Ekuitas catat return moncer

Sumber : Kontan

Rabu, 12 Oktober 2016 / 21:54 WIB


JAKARTA. Saham-saham blue chip menjadi incaran manajer investasi sebagai aset dasar reksadana. Salah satunya, Henan Putihrai Asset Management (HPAM) yang mengoleksi saham ini untuk mengerek return reksadana kelolaannya, HPAM Syarih Ekuitas.
Direktur HPAM Markam Halim mengatakan pihaknya menerapkan strategi mengoleksi saham-saham blue chip seperti Astra International, Telekomunikasi Indonesia ataupun Unilever Indonesia.
Adapun sektor saham yang menjadi pilihan antara lain sektor tambang. Sektor ini diyakini masih memiliki ruang untuk tumbuh setelah mengalami penurunan dalam. Selain itu, HPAM juga masuk ke sektor properti.
"Penurunan pasar saham pada tahun lalu terjadi di semua sektor, sehingga kami percaya akan terjadi peningkatan melalui saham-saham blue chip," ujar Markam, Jakarta, Rabu (12/10).
Mengutip fund factsheet Agustus 2016, reksadana ini mayoritas memutar pada aset dasar saham sekitar 71%. Sedangkan sisanya pada kas sekitar 29%.
Reksadana memiliki kebijakan investasi leluasa memutar aset dasar pada saham minimal sebesar 80%. Lalu, maksimal 20% pada kas dan maksimal 20% pada pasar uang.
Berdasarkan alokasi sektor, produk ini memutar aset dasar pada sektor trade dan services, consumer goods dan infrastructure. Lalu, sektor property, basic industry, miscellaneous industry serta sektor mining.
Menilik Infovesta Utama, produk ini membagikan return 17,81% pada satu tahun terakhir per 11 Oktober 2016. Angka tersebut lebih tinggi ketimbang rata-rata return reksadana saham atau Infovesta Equity Fund Index yang sebesar 14,05% pada periode yang sama. Demikian juga dengan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang berkinerja 17,27%.
Adapun alokasi aset terbesar antara lain pada saham Waskita Karya (WSKT), saham PP London Sumatra Indonesia (LSIP) dan PT Unilever Indonesia (UNVR). Juga, saham AKR Corporindo (AKRA) serta Adaro Energy (ADRO).
Markam memperkirakan hingga akhir tahun produk ini bisa membagikan return sekitar 27%. "Apabila tidak ada hal-hal di luar dugaan seharusnya bisa mencapai 27%, ditopang oleh kenaikan saham blue chip serta ditambah beberapa saham second liner," ujar dia.
Investor bisa merogoh kocek Rp 500.000 untuk minimal investasi. Produk ini mengutip subscription fee maksimal 2% dan redemption fee maksimal 5%.

Pegadaian bikin unit syariah tahun depan

Sumber : Kontan

Rabu, 12 Oktober 2016 / 19:06 WIB



JAKARTA. PT Pegadaian merancang sejumlah rencana aksi pada tahun depan. Salah satunya merapikan bisnis gadai di segmen syariah.
Meski sudah menjalankan usaha gadai dengan prinsip Islami sejak beberapa waktu lalu, namun Pegadaian nyatanya belum memiliki unit resmi untuk menjalankan usaha gadai syariah
Padahal outstanding pembiayaan syariah di Pegadaian sudah cukup besar yakni lebih dari Rp 3 triliun. "Untuk itu, tahun depan akan kami buat unit usaha syariah dulu," katanya, Rabu (12/10).
Saat ini, total outstanding pembiayaan milik Pegadaian mencapai Rp 33,8 trliun. Artinya porsi dari segmen syariah sudah mendekati angka 10%.
Di kemudian hari, unit usaha syariah tersebut juga akan disapih menjadi perusahaan fulll fledge. Namun untuk waktunya, ia menyebut, pihaknya belum punya target kapan bisa terealisasi.

BRI Syariah akan IPO pada 2018

Sumber : Kontan

Rabu, 12 Oktober 2016 / 15:38 WIB


JAKARTA. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah akan menempuh jalan ke lantai bursa untuk memperbesar aset dan bisnis. Mochammad Hadi Santoso, Direktur Utama BRI Syariah mengatakan, pihaknya berencana melakukan penawaran saham umum perdana atau initial public offering (IPO) pada 2018.
"Kami menargetkan akan menyerap dana sekitar Rp 1 triliun dari rencana IPO," katanya, Rabu (12/10). Tentunya, untuk rencana IPO ini, manajemen berdiskusi dengan pemegang saham, yaitu BRI yang juga sebagai induk usaha. Sebab, saham BRI akan terdilusi. Induk usaha sudah sepakat akan rencana tersebut.
Hadi menambahkan, pihaknya akan memperbesar bisnis setelah IPO, seperti meningkatkan pembiayaan di segmen dan komersial. Selain itu, BRI Syariah juga sedang menjajaki pembiayaan infrastruktur seperti jalan tol. "Misalnya, kami berencana melakukan pembiayaan kepada Waskita Beton Precast senilai Rp 300 miliar," tuturnya.
Ia menuturkan, rencana IPO ini memang untuk memperbesar usaha, namun belum ada rencana untuk melakukan merger dengan sesama bank syariah setelah IPO. Sementara, opsi aksi korporasi seperti akuisisi akan menjadi peluang bagi bank jika ada hal yang menguntungkan bagi bank.

BI Jatim Luncurkan Inkubator Bisnis di Pondok Pesantren

Sumber : Republika

Wednesday, 12 October 2016, 02:39 WIB


Sejumlah santri di sebuah pondok pesantren (ilustrasi)
 
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur meluncurkan program inkubator bisnis pesantren berbasis syariah yang bertempat di Pondok Pesantren Sunan Drajat, Lamongan, Selasa (11/10). Program ini diikuti oleh 17 Pondok Pesantren se-Jawa Timur.

Dalam kesempatan tersebut, Bank Indonesia Jawa Timur bersama Pimpinan Pondok Pesantren Sunan Drajat KH Abdul Ghofur, Pimpinan Pondok Pesantren Tebuireng KH Salahuddin Wahid, dan Pimpinan Pondok Pesantren Bahrul Ulum KH Hasib Wahab Hasbullah menandatangani pokok-pokok kesepakatan tentang Program Inkubator Bisnis Pesantren Berbasis Syariah. Pokok-pokok kesepakatan ini bertujuan memperkuat koordinasi, komunikasi dan sinergisitas dalam melaksanakan program inkubator bisnis pesantren berbasis syariah, serta mendukung adanya peningkatan kesadaran, pengetahuan, dan motivasi para santri, alumni dan masyarakat, baik yang berada lingkungan pondok pesantren maupun masyarakat umum, dalam berwirausaha.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Benny Siswanto, mengatakan, program inkubator bisnis merupakan salah satu upaya nyata untuk merealisasikan potensi bisnis pesantren sehingga implementasi ekonomi syariah dapat diterapkan masyarakat Jawa Timur. Inkubator bisnis merupakan tempat yang secara khusus ditujukan untuk mendukung kelahiran hingga pengembangan bisnis baru melalui serangkaian bimbingan, pelatihan, jaringan profesional, dan bantuan dalam mengelola sekaligus memfasilitasi perolehan sumber keuangan.

"Besarnya potensi kapasitas perekonomian yang dimiliki oleh pondok pesantren melalui kepemilikan tanah yang luas dan produktif, berkembangnya teknologi, serta banyaknya jumlah santri mendorong kapabilitas pesantren untuk mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Namun, hingga saat ini masih banyak pondok pesantren yang belum sepenuhnya menyadari adanya potensi ekonomi yang dapat dioptimalkan," kata Benny dalam siaran pers, Selasa (11/10).

Benny menjelaskan, program ini dirancang oleh Bank Indonesia Jawa Timur yang secara tematik dengan mengambil tiga tema, di antaranya keuangan mikro syariah, agrobisnis, dan perdagangan/jasa. Ketiga tema ini diharapkan dapat mewakili sebagian besar dari potensi yang dimiliki oleh pondok pesantren. "Program akan berlangsung selama tiga tahun, yang dilaksanakan bersama dengan tim pendamping yang berasal dari Universitas Airlangga dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)," ujarnya.

Menurutnya, Bank Indonesia bersama 17 pondok pesantren berkomitmen untuk mengembangkan ekonomi dan keungan syariah khususnya di Jawa timur. Hasil kajian yang dilakukan Bank Indonesia menunjukkan, dari 17 pondok pesantren mitra strategis pengembangan ekonomi syariah, enam di antaranya (35,29 persen) dinilai sudah memiliki bisnis yang baik dengan aset yang besar.

Oleh karena itu, dalam peluncuran inkubator bisnis, terdapat tiga pondok pesantren yang menjadi pilot project yakni Pondok Pesantren Bahrul Ulum dengan tema Keuangan Mikro Syariah, Pondok Pesantren Sunan Drajat dengan tema Agrobisnis, dan Pondok Pesantren Tebu Ireng dengan tema Perdagangan/Jasa.

"Bank Indonesia Jawa Timur mengharapkan program inkubator bisnis pesantren di Jawa Timur dapat terlaksana secara optimal dan sukses, sehingga dapat direplikasi pada pondok pesantren lainnya," ujarnya.

BRI Syariah Terbitkan Sukuk Mudharabah Rp 1 Triliun

Sumber : Tempo

Rabu, 12 Oktober 2016 | 14:36 WIB 
 
TEMPO/Dinul Mubarok

TEMPO.CO, Jakarta - Bank BRI Syariah menerbitkan obligasi syariah (sukuk) mudharabah subordinasi I dengan jumlah dana sebesar Rp 1 triliun. Sukuk tersebut berjangka waktu atau memiliki tenor tujuh tahun dan telah mendapatkan penilaian dari Fitch dengan rating id A+.

"Peluncuran sukuk ini untuk memperkuat struktur permodalan," ucap Direktur Utama BRI Syariah Moch. Hadi Santoso di kantornya, Jalan Sudirman, Jakarta, Rabu, 12 Oktober 2016.

Hadi berujar, penguatan modal itu untuk menunjang kegiatan pengembangan usaha berupa penyaluran pembiayaan dengan diperhitungkan sebagai pelengkap modal (Tier 2) serta peningkatan komposisi struktur penghimpunan dana jangka panjang.

Adapun pendapatan bagi hasil yang diterima pemegang sukuk sebesar 9,5-10,25 persen per tahun. Dalam proses penawaran umum sukuk ini, BRI Syariah dibantu PT Bahana Securities dan PT Indopremier Securities selaku penjamin pelaksana emisi efek.

Periode book building atas sukuk mudharabah akan dilakukan pada 12-26 Oktober 2016 dengan estimasi tanggal efektif 8 November 2016. Rencana penawaran umum dilakukan pada 10-11 November 2016. Selanjutnya pendistribusian akan dilakukan pada 17 November 2016 atau bertepatan dengan ulang tahun BRI Syariah yang kedelapan.

Unitlink campuran dengan return tertinggi tahunan

Sumber : Kontan

Rabu, 12 Oktober 2016 / 07:25 WIB


JAKARTA. Kinerja unitlink terus melaju tanpa hambatan. Unitlink berbasis campuran juga tak kalah elok dalam menorehkan imbal hasil (return).
Senior Research Analyst PT Infovesta Utama, Praska Putrantyo mengatakan, per 30 September 2016 year to date (ytd), rata-rata kinerja unitlink berbasis campuran sebesar 12,62%.
Beberapa produk unitlink campuran yang menorehkan return tertinggi antara lain CIGNA Balanced Dynamic Fund dengan torehan return sebesar 38,05% ytd. Selanjutnya ada MNC Life Assurance Dinamis IDR yang bercokol di nomor urut kedua dengan return 27,43% ytd. Adapula Carlink Pro Flexy dengan return 24,56% ytd.
"Positifnya kinerja unitlink campuran berkat perpaduan kinerja IHSG dan surat utang negara (SUN) yang positif. Ke depannya, unitlink campuran masih menjanjikan," ujar Praska.
Praska bilang, penguatan indeks SUN atau Infovesta Government Bonds Index (IGBI) ditopang oleh penambahan kepemilikan asing di SUN sebanyak Rp 16,88 triliun. Kondisi ini menyumbang sentimen positif lantaran aset dasar unitlink berbasis campuran juga berupa SUN.
Ini 10 Unitlink Campuran dengan Return Tertinggi Ytd
1. CIGNA Balanced Dynamic Fund sebesar 38,05%
2. MNC Life Assurance Dinamis sebesar 27,43%
3. Carlink Pro Flexy sebesar 24,56%
4. WAL Balanced Fund sebesar 19,36%
5. Manulife Dana Berimbang sebesar 18,36%
6. FWD Sprint Balanced Fund sebesar 17,99%
7. Sequis Life Rupiah Managed Fund sebesar 17,86%
8. IDR Balanced Syariah Fund sebesar 17,82%
9. Syariah Dynamic Rp sebesar 17,64%
10. TM Balanced Fund sebesar 17,59%

Selasa, 11 Oktober 2016

OJK Upayakan Pertumbuhan Produk Keuangan Syariah

Sumber : Tempo

Selasa, 11 Oktober 2016 | 03:24 WIB 













Ilustrasi perbankan Syariah. muslimdaily.net

TEMPO.COJakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berupaya mendorong pertumbuhan produk keuangan syariah melalui peningkatan akses masyarakat terhadap industri jasa keuangan.

"Dalam hal ini, peningkatan akses tersebut dengan memberikan kemudahan pelayanan, harga yang terjangkau, ataupun kemudahan lain," kata anggota Dewan Komisioner OJK Firdaus Djaelani di Semarang, Senin, 10 Oktober 2016.

Pangsa pasar keuangan syariah masih rendah, yaitu 5,3 persen di seluruh Indonesia. Meski demikian, pihaknya optimistis industri keuangan syariah memiliki potensi yang sangat besar.

"Optimisme ini mengingat Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbesar di dunia," katanya.

Di samping itu, industri jasa keuangan syariah menawarkan produk dan jasa keuangan yang sama bagusnya, sama lengkapnya, dan sama modernnya dengan industri jasa keuangan konvensional.

Dalam hal ini, dibutuhkan peran serta masyarakat untuk meningkatkan pangsa pasar industri keuangan syariah.

Firdaus mengakui, sejauh ini peran serta masyarakat telah ditunjukkan. Salah satunya oleh perkumpulan Masyarakat Ekonomi Syariah.

Pihaknya berharap, perkumpulan Masyarakat Ekonomi Syariah dapat menjadi katalis pengembangan keuangan syariah di Tanah Air.

"Dalam hal ini kami sudah mengukuhkan pengurus Masyarakat Ekonomi Syariah Provinsi Jawa Tengah. Diharapkan, keberadaan pengurus ini dapat meningkatkan gairah masyarakat di Jawa Tengah untuk mempelajari dan menggunakan produk-produk keuangan Syariah," katanya.

Secara umum, ketika masyarakat semakin mengerti akan produk keuangan syariah, akses keuangan masyarakat ke lembaga keuangan akan terbuka semakin lebar.

"Selanjutnya, upaya ini mampu mendorong pembangunan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan akses keuangan masyarakat dan UMKM, sekaligus menghadirkan rasa aman bagi masyarakat dalam melakukan investasi keuangan," katanya.

BRISyariah Targetkan Pembiayaan KPR Faedah Rp 400 Miliar

Sumber : Tempo

Selasa, 11 Oktober 2016 | 21:06 WIB 
 
Ilustrasi perumahan. TEMPO/Fahmi Ali

TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank BRISyariah menargetkan pembiayaan KPR Faedah dapat mencapai Rp400 miliar hingga akhir tahun ini. Corporate Secretary Group Head BRISyariah Indriati Tri Handayani mengatakan sejak diluncurkan pada September 2016 lalu, pembiayaan KPR Faedah BRIS sudah mencapai Rp 150 miliar.

Adapun pembiayaan KPR Faedah merupakan pembiayaan kepemilikan rumah yang menyasar kelas di atas subsidi hingga menengah. Seperti diketahui, BRISyariah juga menjadi penyalur pembiayaan perumahan subsidi FLPP yang diinisiai pemerintah. “Segmen BRIS di atas rumah subsidi sampai dengan kelas menengah. Diperkirakan pertumbuhan Rp400 miliar,” ujarnya kepada, Selasa, 11 Oktober 2016.

Indri mengatakan, pembiayaan KPR Faedah menjadi bisnis perseroan yang tengah ditingkatkan saat ini. Menurutnya, peningkatan bisnis di sektor perumahan tersebut didukung dengan peningkatan modal yang dilakukan perseroan.

Adapun perseroan telah melakukan penawaran umum sukuk mudharabah subordinasi I Bank BRISyariah Tahun 2016 dengan jumlah dana sebanyak-banyaknya sebesar Rp1 triliun.

Dengan penerbitan sukuk ini, lanjut Indri, perseroan akan memiliki rasio kecukupan modal yang baik untuk menopang pertumbuhan bisnis ke depan. “Dengan penambahan modal nanti bisa meningkatkan ekspansi pembiayaan kami, terutama untuk pembiayaan KPR Faedah BRIS,” katanya.

Sebelumnya, Direktur Utama BRI Syariah Mochamad Hadi Santoso mengatakan dengan penerbitan sukuk mudharabah subordinasi ini, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perseroan diperkirakan dapat mencapai 16%.

Adapun per Juni 2016, modal inti (tier 1) BRI Syariah tercatat sebesar Rp2,3 triliun, sedangkan modal pelengkap (tier 2) sebesar Rp119,82 miliar. Sementara rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) tercatat sebesar 14,06%.


Terbitkan sukuk, BRI Syariah bidik CAR 21%

Sumber : Kontan

Selasa, 11 Oktober 2016 / 16:10 WIB


JAKARTA. BRI Syariah menargetkan rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR) bisa meningkat pada kuartal IV 2016. Salah satu strategi yang dilakukan anak usaha BRI ini adalah dengan menerbitkan Sukuk Mudharabah Subordinasi I bank BRISyariah Tahun 2016.
Plt Sekretaris Perusahaan BRI Syariah Indri Tri Handayani mengatakan, jumlah sukuk yang akan diterbitkan sebesar Rp 1 triliun. Perusahaan menargetkan dana hasil penerbitkan sukuk ini bisa masuk ke modal inti bank.
Dengan penerbitan sukuk ini diharapkan CAR BRI Syariah bisa menjadi 21% pada kuartal III, atau naik dari semester I 2016 yang hanya 14,06%.
“Penambahan modal dari hasil sukuk subordinasi bisa masuk November awal,” ujar Indri, Selasa (11/10).
Berdasarkan keterangan resmi, tercatat sukuk yang memiliki jangka waktu 7 tahun ini memperoleh peringkat A+ dari Fitch. BRI Syariah telah menunjuk Bahana Securities, Danareksa Sekuritas dan Indo Premier Securities sebagai penjamin pelaksana emisi sukuk mudharabah subordinasi.
Masa penawaran dilakukan pada 12 Oktober-26 Oktober 2016. Perkiraan tanggal efektif pada 8 November 2016 dan masa penawaran umum diperkirakan pada 10 November-11 November 2016.
Adapun, periode penjatahan diperkirakan pada 14 November, dilanjutkan dengan distribusi elektronik pada 16 November dan tanggal pencatatan di BEI pada 17 November 2016.
Rencananya, dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum ini akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan dalam rangka menunjang kegiatan pengembangan usaha pembiayaan. Selain itu, penerbitan sukuk ini nantinya juga bisa meningkatkan komposisi struktur perhimpunan dana jangka panjang tanpa dipotong dengan biaya-biaya emisi

Chubb Life Luncurkan Fund Berbasis Syariah

Sumber : Republika

Selasa, 11 Oktober 2016, 12:46 WIB
 
Logo Chubb Life Insurance

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Chubb Life Insurance Indonesia (Chubb Life), meluncurkan produk asuransi jiwa unit link terbarunya Loyalty Link dan fund berbasis syariah terbaru yaitu global equity fund syariah.

Loyalty Link adalah produk asuransi jiwa unit link untuk memenuhi kebutuhan nasabah dengan memberikan perlindungan tanpa memerlukan pemeriksaan medis. Produk ini juga menawarkan sejumlah perlindungan dan juga potensi investasi maksimal melalui beragam pilihan fund.

Presiden Direktur Chubb Life, William O’Brien Johnston menjelaskan, keunggulan produk ini mencakup pemberian loyalty bonus kepada pemegang polis, emberikan perlindungan dengan total Uang Pertanggungan hingga Rp 10 miliar, Perlindungan kematian karena sebab apapun sampai dengan usia 100 tahun, serta perlindungan kematian karena kecelakaan, cacat tetap dan total sampai dengan usia 65 tahun.

"Global equity fund syariah hadir untuk memberikan berbagai pilihan investasi kepada semua pemegang polis Unit-Link Chubb Life, baik untuk produk baru kami Loyalty Link maupun produk-produk unit-link Chubb Life lainnya. Fund ini akan membantu nasabah memperoleh pertumbuhan modal melalui investasi untuk Efek Luar Negeri yang memenuhi Prinsip Syariah di Pasar Modal," jelas William dalam pernyataan pers tertulis, Selasa (11/10).

William menjelaskan, sebesar 85 persen dana investasi di global equity fund syariah akan dialokasikan pada Efek Syariah Luar Negeri, yang dimuat dalam daftar efek syariah. Global equity fund syariah merupakan fund yang memiliki karakteristik risiko tinggi dengan potensi hasil investasi yang tinggi.

Adapun pengalokasian asetnya yakni efek syariah bersifat ekuitas 80-100 persen, dan efek syariah bersifat utang/instrumen pasar uang syariah/deposito bank syariah 0-20 persen. Beberapa manfaat global equity fund syariah yaitu nasabah dapat memilih produk perlindungan yang sesuai dengan kebutuhan, karena fund tersebut dapat  dikombinasikan  dengan  produk unit-link Chubb Life lainnya.

"Pilihan tenor pembayaran dan premi yang dapat disesuaikan dengan kemampuan nasabah. Beragam fund yang kami miliki, memungkinkan nasabah untuk memiliki aneka fund yang sesuai dengan karakteristik  nasabah," tutur William.

William mengatakan, melalui kerja sama dengan Schroders, salah satu perusahaan manajemen aset internasional, nasabah Chubb Life Indonesia diberikan kemudahan untuk melakukan pembelian fund baru dan berinvestasi hingga 100 persen ke luar negeri. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan fund konvensional yang hanya memberikan kesempatan berinvestasi kepada nasabah dengan maksimum 20 persen ke luar negeri.

Produk asuransi jiwa unit link “Loyalty Link” dan “Global Equity Fund (Syariah)”  ini akan tersedia di 15 kantor pemasaran Chubb Life yang ada di seluruh Indonesia.

Bank Syariah di Uni Emirate Arab Saingi Bank Konvensional

Sumber : Republika

Selasa, 11 Oktober 2016, 09:06 WIB
 
Emirates Islamic Bank (EIB)

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Tahun ini, perbankan syariah mulai bangkit mengejar bank-bank konvensional. Hal itu terlihat dari Emirates Islamic Bank yang kini menjadi lembaga keuangan syariah terkemuka di United Arab Emirates (UAE).

Berdasarkan catatan tahunan Emirates Islamic, saat ini ada peningkatan penetrasi, persepsi, pengetahuan, dan minat nasabah terhadap perbankan syariah di UAE. Hal tersebut menunjukan perbankan syariah diterima oleh publik. Pemahaman dan kebutuhan masyarakat terhadap perbankan syariah juga meningkat.

CEO Emirates Islamic, Jamal Bin Ghalaita mengatakan, pihaknya telah berusaha mendorong pertumbuhan perbankan syariah di UAE. Banyak berita baik dari hasil survei tahun ini, sebab telah membuktikan ruang lingkup dan kekuatan perbankan syariah terus meningkat.

"Hasil survei sangat menggembirakan, karena daya tarik perbankan Islam berkembang di kalangan nasabah Muslim dan non-Muslim," kata Jamal sebagaimana dilansir dari Gulftoday, Selasa (11/10).

Ia menerangkan, potensi dan peluang perbankan syariah akan mendorong pertumbuhan industri masa depan di UAE. Menurutnya, nasabah akan mempertimbangkan untuk memilih perbankan syariah jika manfaatnya sebanding atau lebih baik dari bank konvensional.

Beberapa tahun yang lalu bank-bank Islam jauh tertinggal di belakang bank-bank konvensional. Baik tertinggal dalam segi teknologi, inovasi, dan layanan pelanggan. "Pesan untuk bank-bank syariah sangat jelas, kami harus mengutamakan layanan terhadap nasabah dan inovasi teknologi adalah jantung strategi pertumbuhan kami, pada saat yang sama memberikan nilai kepada nasabaha kami," ujarnya.

Perbankan Syariah di Rusia Ekspansi Produk

Sumber : Republika

Monday, 10 October 2016, 13:51 WIB
 
Muslim Rusia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MOSCOW -- Rusia mulai memperluas produk keuangan Islam. Hal ini ditandai dengan adanya penandatanganan kerja sama antara tiga lembaga keuangan terbesar di Rusia yakni Vnesheconombank, Sberbank, dan Tatfondbank dengan Islamic Development Bank of Saudi Arabia pada tahun ini.
Direktur Eksekutif Divisi Corporate and Investment Sberbank Maxim Osintsev mengatakan, ketiga bank tersebut juga akan berpartisipasi dalam World Islamic Banking Conference di Bahrain pada 5-7 Desember 2016 mendatang. Melalui produk keuangan islam yang sudah dimiliki, ketiga bank ini menyasar investor di negara-negara Teluk dan Asia Tenggara.

"Saat ini sudah ada dukungan politik bagi keuangan Islam agar dikembangkan di Rusia. Orang-orang saat ini sudah memahami bahwa market gab potensi perbankan syariah secara global sangat besar," ujar Maxim dilansir Realnoe Vremya, Senin (10/10).

Maxim menjelaskan, undang-undang perbankan Rusia masih menjadi penghalang utama bagi perbankan syariah untuk melakukan ekspansi. Sebab, ada larangan perbankan terlibat dalam pembiayaan kegiatan komersial sehingga kegiatan operasional perbankan terbatas pada pengelolaan aset seperti logam mulia.

Sementara itu, Direktur Utama Vnesheconombank Sergey Gorkov mengatakan, pihaknya telah meluncurkan beberapa proyek halal di Republik Ingushetia. Selain itu, Vnesheconombank juga tertarik dengan proyek-proyek yang berorientasi ekspor ke negara-negara muslim. Menurut Sergey, Rusia telah melakukan ekspor dengan nilai 3 miliar dolar AS ke negara-negara anggota OKI.
 

Bukopin Syariah catat kinerja di atas industri

Sumber : Kontan.co.id
Selasa, 11 Oktober 2016 / 11:36 WIB



 
JAKARTA. PT Bank Syariah Bukopin (BSB) mencatatkan pertumbuhan kinerja di akhir kuartal III-2016. Pertumbuhan pesat dana pihak ketiga (DPK) disertai pembiayaan, mendorong laba bank tumbuh hampir dua kali lipat dibanding periode akhir September 2015.
Direktur Bisnis BSB Aris Wahyudi mengatakan dana pihak ketiga (DPK) mengalami peningkatan 25% year on year menjadi sebesar Rp 5,43 triliun. Sedangkan asetnya naik 25,6% menjadi Rp 6,68 triliun. 
Dengan likuiditas lebih longgar, BSB menggeber pembiayaan. Per akhir September, dana yang dikucurkan untuk pembiayaan naik 24% menjadi Rp 4,77 triliun.
Kinerja positif mendorong laba laba BSB meloncat 82% menjadi Rp 45,82 miliar. Aris pun berani menyebut, pertumbuhannya di atas rata-rata industri. 
“Kami tetap ekspansi pembiayaan, tapi kita selektif, supaya pembiayaan bermasalah tidak tinggi,” katanya. 
Adapun non performing financing (NPF) Bank Syariah Bukopin di bulan September 2016 juga menurun menjadi 2,69% dari sebelumnya 2,99%. Aris mengatakan, pihaknya berharap NPF dapat terjaga di level 2,5% pada akhir tahun 2016.

WIBC Soroti Perkembangan Keuangan Syariah di Eropa

Sumber : Republika

Monday, 10 October 2016, 12:12 WIB
 
Keuangan syariah/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BAHRAIN -- Konferensi tahunan World Islamic Banking Conference (WIBC) akan digelar di Bahrain pada 5-7 Desember 2016 mendatang. Dalam konferensi tersebut, akan dibahas mengenai peran perbankan syariah dalam memberikan kontribusi  signifikan terhadap stabilitas ekonomi di seluruh dunia.

Selain itu, konferensi tersebut juga akan menyoroti pertumbuhan perbankan syariah di benua Eropa, terutama tantangan dan peluang setelah Brexit serta perubahan situasi politik yang terjadi. Anggota European Banking Authority's (EBA) Standing Committee on Regulation and Policy (SCRePol) Marco Lichtofus mengatakan, secara khusus, investor Eropa telah menyaksikan pertumbuhan keuangan islam di negara-negara Islam seperti di kawasan Teluk dan Malaysia.

Menurutnya, para investor tersebut telah mengakui manfaat dari menggunkan jasa keuangan syariah sebagai sumber pendanaan untuk proyek-proyek investasi. "Di Eropa saat ini pertumbuhan ekonomi rendah, suku bunga juga renda. Ada kesempatan bagi keuangan syariah untuk memberikan manfaat secara ekonomi dan sosial di Eropa, melalui pembiayaan proyek investasi jangka panjang," ujar Marco dilansir Saudi Gazette, Senin (10/10).

Menurut Marco, pembiayaan tersebut dapat memberikan kontribusi nyata bagi pemulihan ekonomi di Eropa. Peran keuangan syariah memiliki potensi untuk memberikan kontribusi signifikan bagi stabilitas ekonomi di Benua Biru tersebut. Apalagi, diperkirakan pada 2020 total aset keuangan syariah secara global mencapai 6,5 triliun dolar AS.

Keuangan syariah memiliki model yang ditopang oleh prinsip-prinsip yang risikonya rendah. Dengan ketersediaan likuiditas yang mumpuni, maka hal ini dapat membantu memperkuat pondasi ekonomi dan diversifikasi sumber investasi di Eropa.

Rasio likuiditas bank syariah melonggar

Sumber : Kontan.co.id
Selasa, 11 Oktober 2016 / 06:10 WIB
 

JAKARTA. Ibarat dua sisi, permintaan kredit yang masih seret membawa keuntungan dalam bentuk likuiditas yang melimpah bagi perbankan. Alhasil, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) ini turut melonggarkan rasio likuiditas perbankan.
Tak cuma perbankan konvensional, likuiditas perbankan syariah pun melonggar. Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juli 2016, DPK perbankan syariah meningkat 12,54% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 243 triliun dari Rp 216 triliun di Juli 2015.
Pada periode yang sama, penyaluran pembiayaan tumbuh tipis 7,47% dari Rp 204,8 triliun menjadi Rp 220,1 triliun pada Juli 2016.
Alhasil, rasio likuiditas perbankan syariah atawa financing to deposit ratio (FDR) membaik ke level 90,57% per Juli 2016. Beberapa tahun belakangan, rasio likuiditas perbankan syariah selalu berada di atas level 90%.
Direktur Wholesale Banking PT Bank Syariah Mandiri (BSM) Kusman Yandi menuturkan, pihaknya mencatatkan pertumbuhan DPK sebesar 9,8% menjadi Rp 65,13 triliun per Agustus 2016.
Sementara dari segi pembiayaan, bank syariah dengan aset terbesar ini tumbuh lebih rendah atau sebesar 6,43% menjadi menjadi Rp 52,77 triliun dari Rp 49,58 triliun secara tahunan.
“Pembiayaan segmen mikro, konsumer dan komersial tumbuh cukup baik tapi segmen corporate banking masih negatif growth,” kata Kusman kepada KONTAN, Senin (10/10).
Dus, rasio likuiditas BSM membaik menjadi sebesar 80,81% per Agustus 2016. Angka ini lebih rendah ketimbang FDR Agustus 2015 yang bertengger di level 83,35%. Kusman mengatakan, pihaknya mempertahankan rasio likuiditas di kisaran 80% hingga akhir tahun nanti.
Sebab, BSM bakal selektif menyalurkan pembiayaan di tengah kondisi ekonomi yang melambat. Sedikit berbeda, pertumbuhan DPK dan pembiayaan PT Bank Syariah Bukopin (BSB) tetap tinggi di kuartal III lalu.
Direktur Bisnis BSB Aris Wahyudi BSB mengatakan, pertumbuhan DPK sebesar 25,1% menjadi Rp 5,43 triliun per September 2016. Pada periode sama, pembiayaan BSB meningkat 24% menjadi Rp 4,77 triliun. Dus, rasio likuiditas BSB sebesar 87,84% per akhir September 2016.
Aris menyatakan, pihaknya tetap melakukan ekspansi pembiayaan, khususnya di segmen yang dinilai kebal krisis ekonomi. BSB membidik pembiayaan sektor pendidikan, kesehatan, dan pembiayaan rumah.
“Sektor perdagangan juga, tetapi selektif sesuai daya beli masyarakat,” imbuh Aris.
Contoh lain yang mengalami perbaikan FDR yakni PT BNI Syariah. Per Agustus 2015 silam, rasio likuiditas BNI Syariah sebesar 91,37%. Rasio likuiditas BNI Syariah menurun drastis ke level 84,14% pada Agustus 2016.
Hingga Agustus 2016, pembiayaan BNI Syariah naik 12,4% menjadi Rp 18,94 triliun. Sedangkan DPK tumbuh 22,07% menjadi Rp 22,51 triliun pada periode sama

DPK Bukopin Syariah Mencapai Rp 5,43 Triliun

Senin, 10 Oktober 2016, 06:33 WIB
 
Karyawati menghitung uang di banking hall Bank Syariah Bukopin (BSB). (Republika/ Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Bisnis Bank Syariah Bukopin (BSB) Aris Wahyudi mengatakan, sampai dengan September 2016 peningkatan dana murah dalam bentuk tabungan di BSB sangat signifikan. Tabungan yang dihimpun BSB sampai September 2016 mengalami kenaikan 11 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

"Kita targetkan dengan adanya program tabungan berhadiah ini bisa mencapai Rp 300 miliar sampai akhir periode, dan saat ini sudah tercapai sebesar 50 persen," ujar Aris di Jakarta, Ahad (9/10).

Aris menjelaskan, secara year on year pertumbuhan BSB sampai September 2016 masih di atas industri. Hingga September 2016 aset BSB naik 25,6 persen menjadi Rp 6,68 triliun dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) juga mengalami peningkatan sebesar 25 persen yakni senilai Rp 5,43 triliun.

Sementara itu, laba sampai September 2016 mengalami kenaikan 81,84 persen dengan nilai Rp 45,82 miliar, dan pembiayaan juga meningkat 24 persen menjadi sebesar Rp 4,77 triliun. Aris mengatakan, faktor yang menjadi pendorong dalam meningkatkan laba BSBS yakni ekspansi dan tetap berkomitmen untuk menjalankan penyelesaikan pembiayaan bermasalah.

"Efektivitas rate juga kita jaga, dan NPF kita sampai September 2016 turun menjadi 2,69 persen dibandingkan September 2015 yang mencapai 2,99 persen. Diharapkan, sampai akhir 2016 NPF kita bisa menyentuh angka 2,5 persen," kata Aris.

Sampai saat ini, BSB tetap fokus untuk memberikan pembiayaan di sektor pendidikan dan kesehatan. Sementara itu, pembiayaan untuk perdagangan maupun yang terkait dengan daya beli masyarakat dilakukan secara selektif.

Aris menjelaskan, terkait pembiayaan rumah BSB fokus pada masyarakat yang memiliki penghasilan tetap seperti karyawan, dan nilai rumah dibawah Rp 1 miliar serta termasuk rumah pertama. Selain itu, pada tahun ini, BSB akan mendapatkan suntikan modal dari bank induk sebesar Rp 100 miliar.

"Belum tahu modal akan diberikan kapan, yang pasti tahun ini," kata Aris.

Sumber : Republika 

Minggu, 09 Oktober 2016

Keuangan Syariah Bisa Jadi Solusi Permasalahan Dunia

Sunday, 09 October 2016, 20:56 WIB
 
Keuangan syariah, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad mengatakan bahwa keuangan syariah dapat menjadi salah satu solusi dunia dalam mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs) yang dicanangkan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
Selain itu,keuangan syariah tidak hanya menjangkau aspek pemberantasan kemiskinan tetapi juga mencakup peningkatan kesehatan, penyediaan pendidikan yang berkualitas, kesetaraan gender, pembangunan infrastruktur, pertumbuhan ekonomi, antisipasi perubahan iklim dan juga penurunan tingkat ketimpangan tingkat pendapatan. “Prinsip-prinsip khas keuangan syariah yang memihak pada pemerataan pendapatan dan berorientasi pada kegiatan sosial lingkungan, menjadikan pengembangan sistem keuangan syariah menjadi sangat relevan dengan pencapaian target-target SDGs,” kata Muliaman dalam keterangan tertulisnya, Ahad (9/10).

Muliaman menambahkan, OJK sebagai otoritas sektor jasa keuangan di Indonesia terus mendorong perkembangan sektor keuangan syariah mulai dari sektor perbankan syariah, IKNB syariah dan pasar modal syariah. Pangsa pasar industri perbankan syariah terhadap industri perbankan nasional menunjukkan kenaikan bila dibandingkan tahun sebelumnya, meningkat dari 4,60 persen di Juli 2015 menjadi 4,81 persen pada Juli 2016. Share tersebut diperkirakan akan mencapai sekitar 5,13 persen, apabila turut memperhitungkan hasil konversi BPD Aceh menjadi Bank Umum Syariah.

Sejalan dengan perkembangan share tersebut, terjadi kenaikan aset perbankan syariah (BUS dan UUS) sebesar 18,49 persen (YOY), dari Rp 272,6 triliun (Juli 2015) menjadi Rp 305,5 triliun (Juli 2016). Kenaikan tersebut terutama didorong oleh meningkatnya penghimpunan dana pihak ketiga sebesar 12,54 persen (YOY), dari Rp 216 triliun (Juli 2015) menjadi Rp 243 triliun (Juli 2016) yang selanjutnya telah mendorong penyaluran pembiayaan tumbuh sebesar 7,47 persen (YOY), dari Rp 204,8 triliun (Juli 2015) menjadi Rp 220,1 triliun.

Sementara itu, dari sisi kualitas pembiayaan, NPF gross mengalami penurunan (YOY) dari 4,89 persen (Juli 2015) menjadi 4,81 persen (Juli 2016). Sementara profitabilitas yang tercermin dari rasio ROA meningkat dari 0,91 persen (Juli 2015) menjadi 1,06 persen (Juli 2016). Sedangkan rasio BOPO membaik dari 94,19 persen (Juli 2015) menjadi 92,78 persen (Juli 2016). Selain itu, terjadi peningkatan kecukupan  permodalan perbankan syariah yang tercermin dari kenaikan rasio CAR, yaitu dari 14,47 persen (Juli 2015) menjadi 14,86 persen (Juli 2016).

Sementara untuk pasar modal syariah, persentase nilai masing-masing efek syariah dari total efek per tanggal 23 September 2016 adalah sebagai berikut, saham syariah sebesar 55,97 persen, sukuk korporasi sebesar 3,88 persen, reksa dana syariah sebesar 3,76 persen, dan sukuk negara sebesar 15,08 persen.

Sedangkan perkembangan industri keuangan non ank (IKNB) Syariah sampai Juli 2016, total aset IKNB Syariah meningkat sebesar 23,18 persen menjadi Rp 80,1 triliun. Pertumbuhan aset didominasi oleh penambahan pelaku usaha serta pengembangan produk dan layanan IKNB Syariah. Sementara itu, sukuk Indonesia di lingkup global telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan yang mencapai sekitar 23,3 persen, atau sekitar 10,15 miliar dolar AS dari total penerbitan sovereign sukuk internasional.
Sumber : Republika

Pangsa Pasar Asuransi Syariah Tembus 5 Persen

Ahad, 09 Oktober 2016, 20:40 WIB
 
Asuransi syariah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pangsa pasar industri keuangan nonbank (IKNB) syariah mencapai 4,41 persen pada Juli 2016, meningkat dibandingkan Desember 2015 yang mencapai 3,19 persen. Meski mengalami pertumbuhan positif, Direktur IKNB Syariah OJK Muchlasin mengatakan, pangsa pasar tersebut masih di bawah target yang diharapkan yakni lima persen.

"Baru asuransi syariah saja yang memiliki pangsa pasar di atas lima persen, sedangkan yang lainnya masih jauh," ujar Muchlasin di Jakarta, Ahad (9/10).

Untuk meningkatkan pangsa pasar IKNB syariah, OJK mendorong para pelaku industri untuk memisahkan unit usaha syariah (UUS) dari induknya atau spin off. Di sektor asuransi syariah, OJK memberikan kewajiban spin off sampai dengan 2024 mendatang. Muchlasin mengatakan, asuransi syariah atau takaful dapat menjadi penggerak revitalisasi keuangan syariah. Sebab, pengumpulan dana pihak ketiga melalui asuransi syariah terutama lewat produk asuransi jiwa memiliki jangka waktu panjang. Pada tahun ini sudah ada tiga perusahaan asuransi syariah yang melakukan spin off yakni Jasindo Syariah, Reindo Syariah, dan Bumiputera Syariah.

Selain asuransi syariah, OJK juga mendorong sektor IKNB syariah lainnya seperti modal ventura, pergadaian, pembiayaan infrastruktur, dan dana pensiun. Dorongan ini ke depan akan diperkuat dengan beberapa regulasi.

"Dana pensiun syariah peraturannya sudah kami selesaikan, begitu pula dengan pegadaian syariah yang aturannya tergabung dalam kelembagaan pegadaian konvensional," ujar Muchlasin.

Industri pembiayaan syariah mencatat aset sebesar Rp 30,08 triliun, naik dibandingkan periode Desember 2015 yang sebesar Rp 22 triliun. Sementara itu, sektor industri lain seperti industri modal ventura syariah mencatatkan aset sebesar Rp 1 triliun, naik dibandingkan periode Desember 2015 yang sebesar Rp 400 miliar. Sedangkan, lembaga jasa keuangan khusus termasuk pembiayaan ekspor syariah mencatatkan aset sebesar Rp 17,19 triliun. 
Sumber : Republika.