Sumber :
Republika
Wednesday, 12 October 2016, 02:39 WIB
Sejumlah santri di sebuah pondok pesantren (ilustrasi)
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur
meluncurkan program inkubator bisnis pesantren berbasis syariah yang
bertempat di Pondok Pesantren Sunan Drajat, Lamongan, Selasa (11/10).
Program ini diikuti oleh 17 Pondok Pesantren se-Jawa Timur.
Dalam
kesempatan tersebut, Bank Indonesia Jawa Timur bersama Pimpinan Pondok
Pesantren Sunan Drajat KH Abdul Ghofur, Pimpinan Pondok Pesantren
Tebuireng KH Salahuddin Wahid, dan Pimpinan Pondok Pesantren Bahrul Ulum
KH Hasib Wahab Hasbullah menandatangani pokok-pokok kesepakatan tentang
Program Inkubator Bisnis Pesantren Berbasis Syariah. Pokok-pokok
kesepakatan ini bertujuan memperkuat koordinasi, komunikasi dan
sinergisitas dalam melaksanakan program inkubator bisnis pesantren
berbasis syariah, serta mendukung adanya peningkatan kesadaran,
pengetahuan, dan motivasi para santri, alumni dan masyarakat, baik yang
berada lingkungan pondok pesantren maupun masyarakat umum, dalam
berwirausaha.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Benny
Siswanto, mengatakan, program inkubator bisnis merupakan salah satu
upaya nyata untuk merealisasikan potensi bisnis pesantren sehingga
implementasi ekonomi syariah dapat diterapkan masyarakat Jawa Timur.
Inkubator bisnis merupakan tempat yang secara khusus ditujukan untuk
mendukung kelahiran hingga pengembangan bisnis baru melalui serangkaian
bimbingan, pelatihan, jaringan profesional, dan bantuan dalam mengelola
sekaligus memfasilitasi perolehan sumber keuangan.
"Besarnya
potensi kapasitas perekonomian yang dimiliki oleh pondok pesantren
melalui kepemilikan tanah yang luas dan produktif, berkembangnya
teknologi, serta banyaknya jumlah santri mendorong kapabilitas pesantren
untuk mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Namun,
hingga saat ini masih banyak pondok pesantren yang belum sepenuhnya
menyadari adanya potensi ekonomi yang dapat dioptimalkan," kata Benny
dalam siaran pers, Selasa (11/10).
Benny menjelaskan, program
ini dirancang oleh Bank Indonesia Jawa Timur yang secara tematik dengan
mengambil tiga tema, di antaranya keuangan mikro syariah, agrobisnis,
dan perdagangan/jasa. Ketiga tema ini diharapkan dapat mewakili sebagian
besar dari potensi yang dimiliki oleh pondok pesantren. "Program akan
berlangsung selama tiga tahun, yang dilaksanakan bersama dengan tim
pendamping yang berasal dari Universitas Airlangga dan Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)," ujarnya.
Menurutnya, Bank
Indonesia bersama 17 pondok pesantren berkomitmen untuk mengembangkan
ekonomi dan keungan syariah khususnya di Jawa timur. Hasil kajian yang
dilakukan Bank Indonesia menunjukkan, dari 17 pondok pesantren mitra
strategis pengembangan ekonomi syariah, enam di antaranya (35,29 persen)
dinilai sudah memiliki bisnis yang baik dengan aset yang besar.
Oleh karena itu, dalam peluncuran inkubator bisnis, terdapat tiga pondok pesantren yang menjadi pilot project
yakni Pondok Pesantren Bahrul Ulum dengan tema Keuangan Mikro Syariah,
Pondok Pesantren Sunan Drajat dengan tema Agrobisnis, dan Pondok
Pesantren Tebu Ireng dengan tema Perdagangan/Jasa.
"Bank
Indonesia Jawa Timur mengharapkan program inkubator bisnis pesantren di
Jawa Timur dapat terlaksana secara optimal dan sukses, sehingga dapat
direplikasi pada pondok pesantren lainnya," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar