Kamis, 13 Oktober 2016 | 10:20
Ilustrasi Pegadaian (Investor Daily / DAVID GITA ROZA)
Jakarta – PT Pegadaian (Persero) membukukan total
penyaluran pembiayaan sebesar Rp 33,8 triliun sampai akhir Agustus 2016.
Realisasi pembiayaan tersebut mendekati target perseroan tahun ini
sebesar Rp 35,7 triliun.
Direktur Utama Pegadaian Riswinandi mengatakan, porsi pembiayaan dari
bisnis gadai berkontribusi 82,84% terhadap realisasi total pembiayaan
Pegadaian. Sejalan dengan hal tersebut, hampir 90% pendapatan perseroan
pun bersumber dari lini bisnis gadai.
"Perseroan memiliki beragam lini usaha, tapi secara prospek bisnis
gadai masih yang akan berkontribusi terbesar ke depan. Kami berharap
tren pembiayaan akan terus baik pada sisa kuartal IV-2016 ini," kata
Riswinandi saat ditemui di sela grand launching kerja sama Pegadaian dan
PT Indosat Tbk (Indosat Ooredoo) di Jakarta, Rabu (12/10).
Untuk meningkatkan bisnis gadai serta mengikuti tren teknologi,
Riswinandi mengatakan, perseroan berniat meluncurkan gadai online pada
2017. Namun, dia belum mau mengungkapkan secara detail, pasalnya
perseroan belum memasukkan rencana itu dalam rencana kerja dan anggaran
perusahaan (RKAP) tahun ini.
"Itu baru berupa pemikiran, kami akan melaksanakan tahun depan. Itu
untuk menjawab kebutuhan nasabah maupun masyarakat secara luas yang
memerlukan jasa gadai," ungkap dia.
Meski ingin merambah jalur online, Pegadaian masih mengutamakan
mekanisme tatap muka dengan nasabah pembiayaan. Sebab, hal tersebut
merupakan aspek terpenting dari layanan.
"Yang mau digadai kan barang berharga, sehingga nasabah perlu bertemu
dengan kami saat menyerahkan barangnya. Nanti memang ada tipe kalangan
masyarakat yang berbeda, tapi poin utama dari kami ingin menjaga
perlindungan konsumen," tegas dia.
Selain bisnis gadai, Pegadaian mulai mengembangkan tambahan
pendapatan yang berasal dari fee based income. Riswinandi mengakui,
kontribusi fee based income perseroan masih minim. "Belum besar, karena
dari data kami tercatat baru kisaran puluhan miliar," ujar dia.
Adapun dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor
31/POJK.05/2016, regulator menyatakan perusahaan gadai dilarang untuk
menjalankan bisnis diluar kegiatan usaha yang sesuai dengan core bisnis
mereka. Berkaitan dengan hal tersebut Riswinandi mengungkapkan,
Pegadaian berupaya menyiapkan pembentukan anak usaha yang akan
melanjutkan bisnis investasi emas mereka.
Terkait pembentukan itu, dia menegakan, Pegadaian butuh waktu kisaran
1-2 tahun ke depan. "Soal pendirian anak usaha, kami akan upayakan
penuhi. Nanti perseroan akan menggunakan dana yang ada di kami untuk
modal," papar dia.
Di samping anak usaha untuk menjalankan bisnis investasi saham, tahun
depan Pegadaian juga mulai membentuk unit usaha syariah (UUS) untuk
mengembangkan bisnis pembiayaan syariah mereka. "Produk syariah sudah
ada sejak tahun 2003, tapi belum kami buat UUS-nya. Nah oleh sebab itu,
perseroan akan membuat UUS untuk cikal bakal di-spin off dalam waktu
mendatang," ungkap Riswinandi.
Selain melalui bisnis payment point online bank (PPOB), lanjut dia,
Pegadaian mulai menjalin mitra dengan beberapa perusahaan untuk layanan
jasa pengiriman uang (remittance). Salah satu mitra yang terbaru terkait
remittance adalah Indosat Ooredoo melalui, Dompetku pengiriman uang.
Kerja sama Indosat dan Pegadaian untuk remittance sudah bermula sejak
Juli 2016. Seiring dengan kerja sama tersebut, seluruh jaringan
Pegadaian dapat menjadi agen untuk pemberian tunai uang remittance dari
nasabah Dompetku pengiriman uang. Nominal transaksi yang melalui
Pegadaian tercatat menyentuh Rp 1,6 miliar, sedangkan volume transaksi
sudah mencapai 2.800.
Pada kesempatan sama, Division Head of Remittance Group Mobile
Financial Services Indosat Ooredoo Donny Erfan mengatakan, terkait kerja
sama tersebut pihaknya akan memberikan fee ke Pegadaian. Fee tersebut
berasal dari tarif yang dikenakan Indosat Ooredoo melalui Dompetku
pengiriman uang kepada pengguna jasa remittance. "Dari charge yang kami
kenaikan, akan dibagi dua dengan Pegadaian," jelas dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar