Jumat, 30 September 2016, 11:06 WIB
Pasar Perbankan Syariah Terus Meluas di Berbagai Negara
Perbankan Syariah (Illustrasi)
REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI -- Sektor perbankan syariah di berbagai negara
terus menguat. Dalam laporan terbaru Moody Investors Service disebutkan
bahwa pertumbuhan sektor perbankan syariah terus meluas dan melebihi
bank konvensional.
Saat ini, pangsa pasar keuangan syariah
mencapai sekitar 1,66 triliun dolar AS hingga 2,1 triliun dolar AS.
Angka tersebut diperkirakan meningkat menjadi 3,4 triliun dolar AS pada
akhir 2018. Aset pasar keuangan syariah saat ini mewakili satu persen
ukuran pasar keuangan global yang mencapai 127 triliun dolar AS.
Pertumbuhan
sektor perbankan syariah didorong oleh permintaan ritel yang kuat dan
proaktifnya pemerintah terhadap peraturan industri. Sektor perbankan
syariah juga memiliki potensi tumbuh lebih lanjut, terutama di
negara-negara di mana penetrasi aset perbankan syariahnya masih relatif
rendah, yakni 5 hingga 10 persen dari aset keuangan syariah.
Selama
tiga tahun terakhir, sektor perbankan syariah Oman, misalnya, telah
meningkat dari agregat nol ke 10 persen dari aset sistem perbankan
syariah per Juni 2016, dibandingkan dengan Indonesia dan Turki. Baik
Indonesia dan Turki telah menghabiskan dua dekade untuk mencapai
penetrasi 5 persen.
Pemerintah kedua negara tersebut baru-baru
ini telah mengambil inisiatif untuk meningkatkan pertumbuhan di sektor
perbankan syariah selama 10 tahun ke depan. Sementara volume penerbitan
sukuk baru pada 2016 diperkirakan akan tetap datar di angka 70 miliar
dolar AS.
Menurut S&P Global Ratings, penerbitan sukuk di
negara-negara Teluk dan negara lainnya akan tetap datar selama enam
sampai 18 bulan ke depan dengan jumlah emisi sebesar 50 miliar dolar AS.
"Volume penerbitan pada 2016 sebagian besar didorong oleh berkurangnya
pinjaman jangka pendek oleh pemerintah Malaysia, salah satu penerbit
sukuk terbesar secara global, serta dikendalikan oleh pemerintah
negara-negara Teluk untuk menyadap sumber konvensional likuiditas yang
telah mengurangi daya tarik format sukuk," ujar asisten Wakil Presiden
sekaligus analis Moody Investors Service Nitish Bhojnagarwala, seperti
dikutip dari Pakistan Observer, Jumat (30/9).
Pertumbuhan
di sektor asuransi syariah juga melambat, namun lembaga pemeringkat
mengharapkan pertumbuhan tetap pada tingkat dua digit pada 2017.
Kontribusi bruto asuransi syariah diharapkan mencapai 20 miliar dolar AS
pada 2017.
"Peraturan kompleks, kepatuhan dan tantangan operasional
telah memperlambat pertumbuhan industri asuransi syariah," kata analis
tim asuransi Moody Investors Service, Mohammed Ali Londe.
sumber : Republika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar